Konfigurasi Bios



KONFIGURASI BIOS

 

    Tujuan Pembelajaran

1.    Memahami konfigurasi BIOS
2.    Menyajikan hasil konfigurasi BIOS

    Uraian Materi

Pengertian

Saat sebuah computer dijalankan, system akan mencari sebuah initial program yang akan memulai segala sesuatunya. Initial programnya (initial bootstrap) bersifat sederhana dan akan menginisialisasi seluruh aspek yang dibutuhkan computer untuk beroperasi dengan baik seperti CPU Register, controller, dan terakir adalah Sistem Operasinya.
Pada kebanyakan computer, bootstrap disimpan di ROM (read only memory) kanrena letaknya yang tetap dan dapat dieksekusi waktu pertama kali listrik dijalankan. Letak bootstrap di ROM juga menguntungkan karena sifatnya yang read only memungkinkan dia untuk tidak terinveksi virus. Untuk alasan praktis, bootstrap sering dibuat berbentuk kecil (tiny loader) dan diletakan di ROM yang kemungkinan akan me-load full bootstrap dari disk bagian disk yang disebut boot block.
Perubahan berbentuk simple ini bertujuan jika ada perubahan yang diadakan perubahan pada bootstrap, maka stuktur ROM tidak perlu dirubah semuanya.
Konsep boot block sangat erat kaitannya dengan proses booting pada sebuah computer. Ketika computer dinyalakan, sistem akan mencari sebuah initial program yang akan memulai segala  sesuatu yang berhubungan dengan proses booting. 
Pada Pentium dan kebanyakan computer, MBR terletak pada sector 0 dan mengandung beberapa boot code dan beserta table partisi. Table partisi ini mengandung berbagai informasi misalnya letak sector pertama pada setiap partisi dan ukuran partisi. Agar bisa melakukan boot dari hard disk, salah satu partisi yang terdapat pada table partisi, harus ditandai sebagai active partition. Boot block tidak selalu mengandung kernel. Bisa saja ia berupa sebuah boot loader, misalnya LILO (Linux Loader) atau GRUB (GRand Unified Bootloader). 
Contoh komfigurasi sebuah inisialisasi boot loader misalnya dapat ditemukan pada Linux Ubuntu 5.04 yang berada pada file “/boot/grub/menu.lst”. sedangkan pada sistem windows XP, konfigurasinya dapat ditemukan pada berkas “C:\boot.ini” degan catatan bahwa “C:\” adalah volume atau partisi yang di-set sebagai active partition.
 

Jenis-Jenis Booting

Berdasarkan keadaan kejadian dari proses booting ini, terdapat beberapa boot, yaitu:
Cold boot, boot yang terjadi ketika komputer dari dalam keadaan mati,  kebalikan dari warm boot.
Warm boot, proses boot yang terjadi ketika komputer diberikan arus listrik kembali, dimana arus listrik dimatikan hanya sejenak, dengan tujuan untuk mengulang kembali proses komputer dari awal, kebalikan dari cold boot. Warm boot ini biasanya terjadi karena software crash atau terjadi pengaturan ulang dari sistem.
Soft boot, proses boot yang dikendalikan melalui sistem.
Hard boot, proses boot yang terjadi dengan cara dipaksa, kebalikan dari soft boot.
Reboot, peristiwa mengulang kembali sistem dari awal, reboot ini terjadi karena
beberapa hal, diantaranya seperti sistem tidak bereaksi dalam beberapa lama, terjadi perubahan setting dari sistem.
 
 

    Prinsip kerja booting

Booting adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa ingris yang mengacu kepada proses awal menyalakan komputer dimana semua register prosesor disetting kosong, dan status mikroprosesor/prosesor disetting reset. Kemudian address 0xFFFF diload di segment code (code segment) dan instruksi yang terdapat pada alamat address 0xFFFF tersebut dieksekusi. Secara umum program BIOS (Basic Input Output System), yaitu sebuah software dasar, terpanggil.
Sebab memang biasanya BIOS berada pada alamat tersebut. Kemudian BIOS akan melakukan cek terhadap semua error dalam memory, device-device yang terpasang/tersambung kepada komputer — seperti port-port serial dan lain-lain. Inilah yang disebut dengan POST(Power-On Self Test).
Setelah cek terhadap sistem tersebut selesai, maka BIOS akan mencari [Sistem Operasi], memuatnya di memori dan mengeksekusinya. Dengan melakukan perubahan dalam setup BIOS (kita dapat melakukannya dengan menekan tombol tertentu saat proses booting mulai berjalan), kita dapat menentukan agar BIOS mencari Sistem operasi ke dalam floppy disk, hard disk, CD-ROM, USB dan lain-lain, dengan urutan yang kita inginkan. BIOS sebenarnya tidak memuat Sistem Operasi secara lengkap. Ia hanya memuat satu bagian dari code yang ada di sektor pertama (first sector, disebut juga boot sector) pada media disk yang kita tentukan tadi.
Bagian/fragmen dari code Sistem Operasi tersebut sebesar 512 byte, dan 2 byte terakhir dari fragmen code tersebut haruslah 0xAA55 (disebut juga sebagai boot signature).
Jika boot signature tersebut tidak ada, maka media disk dikatakan tidak bootable, dan BIOS akan mencari Sistem Operasi pada media disk berikutnya. Fragmen code yang harus berada pada boot sector tadi disebut sebagai boot-strap loader. BIOS akan memuat boot-strap loader tersebut ke dalam memory diawali pada alamat 0x7C00, kemudian menjalankan boot-strap loader tadi. Akhirnya sekarang kekuasaan berpindah kepada boot-strap loader untuk memuat Sistem Operasi dan melakukan setting yang diperlukan agar Sistem Operasi dapat berjalan. Rangkaian proses inilah yang dinamakan dengan booting.
Ketika listrik pada komputer dinyalakan, aliran listrik mengalir ke bagian chip yang ada beserta ke rangkaian elektronik lainnya yang tersambung pada mesin tersebut. Umumnya beberapa komponenbersikap menunggu hingga mendapatkan suatu perintah untuk bekerja, tetapi ada satu chip yang disebut dengan ROM BIOS(singkatan dari Read Only Memory, Basic Input/Output System, kadangkala cukup disebut dengan BIOS saja), bekerja mengambil kendali pada saat awal sistem mendapat aliran listrik pertama kali. BIOS ini berisi seluruh jenis perintah untuk hal ini, sehingga program tersebut harus sudah diisikan ke dalam BIOS itu tadi. Dengan diambil alihnya pengaturan komputer oleh BIOS, maka dengan demikian berarti CPU siap untuk bekerja

    BIOS DAN CMOS

BIOS (Basic Input Output System) adalah program mikroprosesor pada komputer yang digunakan untuk mengendalikan sistem komputer pada saat awal komputer dihidupkan. BIOS juga mengelola aliran data antara sistem operasi komputer dan perangkat keras yang terpasang seperti hard disk, video adapter, keyboard, mouse, dan printer.
Ketika sebuah komputer dihidupkan, BIOS melakukan pengecekan apakah semua perangkat input dan output sudah terpasang dan dapat bekerja dengan benar. Jika sudah terpenuhi maka BIOS akan mengirimkan informasi tersebut ke Sistem Operasi yang digunakan. BIOS juga yang mengatur penggunaan memori pada perangkat keras yang terpasang di komputer seperti Video Card, Sound Card, Land card, Memory dll. Jika BIOS mengalami gangguan atau gagal melakukan pengendalian maka otomatis perangkat keras tidak dapat digunakan bahkan kadang komputer tidak bisa dihidupkan.
Jika anda pernah menemui masalah komputer tidak bisa dihidupkan dan hanya terdengar bunyi beep, maka kemungkinan BIOS gagal membaca suatu perangkat seperti memory, keyboard, atau vga belum terpasang.
Jadi Fungsi utama dari BIOS adalah mengendalikan masukan dan keluaran pada komputer, contohnya adalah : keyboard, monitor, mouse, dan peralatan masukan dan keluaran. BIOS pada umumnya mempunyai menu (Interface) yang bagus, sehingga memudahkan user untuk melakukan penyetelan. Bentuk BIOS adalah persegi panjang, dan letaknya berada di bagian pinggir motherboard.
BIOS dapat dikonfigurasi secara manual oleh pengguna sesuai keperluan, atau menggunakan konfigurasi bawaan yang mengacu ke penggunaan umum. Konfigurasi akan selalu tersimpan pada komputer dalam CMOS walaupun aliran listrik diputuskan dari komputer karena CMOS memiliki tenaga cadangan dalam sebuah baterai yang dinamakanCMOS Battery (Baterai CMOS).
CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) adalah sebuah perangkat kecil yang ditanamkan dalam mainboard (papan utama). CMOS tidak hanya digunakan pada komputer tapi digunakan juga digunakan pada kebanyakan perangkat elektronik lainya seperti Handphone, Alat Hitung, Kamus Digital, dll.

    Langkah-langkah membuka Tampilan BIOS
Untuk membuka Tampilan BIOS yang perlu di perhatikan yang pertama sekali adalah Komputer tersebut menggunkaan Tombol apa (pada Keyboard).

Ada beberapa Tombol yang digunakan untuk membuka Tampilan BIOS, DEL/F8/F2. Jika sudah mengetahui tombol apa yang digunakan, maka Restart Komputer, dan pada saat Booting atau pada saat muncul Merk Motherboard (ex: APTRON), maka tekan TOMBOL yang digunakan biasanya DEL.

Kalau berhasil maka akan terdengar bunyi BEEP dan akan Muncul layar berwarna BIRU (BIOS).

    Menu Tampilan BIOS

Perlu diketahui menu yang dibahas pada materi ini adalah menu untuk Proses Install saja, yaitu:
1.      Standart CMOS Feature
Fungsi menu ini adalah untuk mengecek IDE, biasa yang terpasang di IDE tersebut adalah Hard Disk atau CD Room.

Berapa Hard Disk yang terpasang maka akan terlihat pada IDE yaitu Merk dari alat tersebut. Jika tidak ada alat yang terpasang maka akan muncul keterangan NONE.

2.      Advance BIOS Feature
Pada menu ini ada Menu Hardisk Boot Proirity, fungsi menu ini untuk menentukan Prioritas Hard Disk mana yang akan di posisikan Pertama, kedua dan seterusnya.

Untuk memindahkan posisi alat bisa digunakan tombol +/-

First Boot Device ………………. (Posisi alat petama)….....CD Room
Second Boot Device ……………..(Posisi alat Kedua) …… Hard disk
Third Boot Device ……………… (Posisi alat ketiga) ……. Removable

Catatan:
Untuk anda urutan alat di First adalah media apa yang anda gunakan untuk menginstall nantinya, pada saat ini saya menempatkan CD Room, karena saya menggunakan CD untuk menginstall, jika anda menggunakan media Flas Disk maka pilihannya adalah Removable atau USB

CARA SETTING BIOS STANDARD

Sebelum Mengatur Yang Lain, Pertama2 Dalam Menghidupkan Komputer Kita Mengatur Bios Dulu, Disini Saya Akan Menjelaskan Cara Setting Bios Standard.

1. Standart CMOS Setup

Menu untuk mengatur konfigurasi standar setup BIOS, seperti mengatur tanggal, jam, harddisk, floppy disk, dan sebagainya.

      Date :
Diisi dengan tanggal, bulan, tahun, saat kita menseting bios.Tekanlah tombol Page Up atau Page Down untuk setiap kali melakukan perubahan setting.
      Time
Diisi dengan waktu (jam, menit dan detik)..
      Harddisk
Berisi spesifikasi Type, Size, Cyls, Head, Landz, dan Sector harddisk. Dan bias juga mengkonfigurasi Mode harddisk sesuai dengan spesifikasi harddisk.
      Drive A, Drive B
Berisi tipe floppy disk drive yang terpasang pada komputer. Settinglah floppy disk drive pada field ini sesuai tipe yang digunakan. Atau, pilihlah “None” jika floppy disk drive tidak dipasang.
      Video
Berisi tipe kartu grafis yang digunakan komputer. Pilihan yang diberikan biasanya
“EGA/VGA. Pilihan lain yaitu : CGAA40, CGA80 atau MONO. Pilihlah salah satu type sesuai jenis kartu grafis yang digunakan.
      Halt On
Berisikan perintah yang dilakukan komputer termasuk menentukan waktu komputer berhenti bekerja (halt). Pilihlah “All Errors” sehingga komputer akan berhenti bekerja (halt) ketika terjadi kesalahan pada sistem.

2. BIOS Features Setup

Menu untuk mengatur konfigurasi fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh BIOS, seperti : mencegah virus, menentukan awal booting, mempercepat booting, dan sebagainya.
      Virus Warning
Berfungsi mendeteksi dan mencegah penyebaran virus. (pilih “disabled”)
      CPU Internal Cache
Berfungsi mengaktifkan dan menonaktifkan (enable/disable) CPU Internal Cache (cachememory level 1) yang ada pada prosesor sebagai penampung data sementara akan diolah oleh prosesor. (pilih “enabled”) External Cache
Berfungsi meningkatkan performa sistem. (pilih “enabled”). Dengan pilihan tersebut sistem akan menggunakan cache memory lain yang ada pada sistem untuk menampung sementara data yang akan diproses oleh prosesor.
      Quick Power On Self Test
Berfungsi memeriksa komponen-komponen komputer pada saat melakukan cold boot.
Apabila memilih “disabled”, komputer akan melakukan proses lebih lama, seperti memeriksa memori hingga tiga kali. Pilih “enabled”, agar komputer melakukan proses lebih singkat dan cepat
      Boot Sequence
Berfungsi menentukan urutan proses booting. Pilihlah “C Only”. agar komputer melakukan booting hanya dari harddisk. Jika urutan booting dimulai dari floppy disk drive, ubahlah menjadi “A
      Swap Floppy Drive
Berfungsi menukar posisi drive A dan drive B. Jika memilih “enabled”, drive A akan menjadi drive B, demikian sebaliknya. Apabila komputer hanya memiliki drive A, pilihlah “disabled” sebagai pilihan yang lebih aman. Boot Up Floppy Seek
Berfungsi mengetahui jenis track yang digunakan oleh disk drive. Pilih “disabled” untuk mempercepat booting.
      Boot Up Numlock Status
Berfungsi mengaktifkan tombol numlock pada saat komputer boot. Pilih, “on” agar BIOS mengaktifkan fungsi numlock extended At-keyboard pada saat booting. Anda juga dapat memilih “off”.
      Boot Up System Speed
Berfungsi menentukan keadaan komputer pada saat boot up. Pilihlah “high”, agar komputer melakukan proses lebih cepat.
      Security Optio
Berfungsi menentukan kapan password akan diaktifkan. Jika memilih “setup”, komputer akan meminta password pada saat BIOS-setup dijalankan. Dan jika memilih “System”, komputer akan meminta password pada setiap kali komputer melakukan booting.
Konfigurasilah security option sesuai kebutuhan Anda.
      OS Selector for Dram > 64 MB
Berfungsi menentukan konfigurasi kapasitas memori yang digunakan. Jika menggunakan memori lebih dari 64 MB, pilihlah “OS2″. Jika menggunakan memori lebih kecil dari 64
MB, pilihlah “Non-OS2″.

3. Chipset Feature Setup

Menu untuk mengatur konfigurasi fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh chipset, misalnya timing memori. Fasilitas ini berpengaruh pada kinerja komputer secara keseluruhan.

4. Power Management Setup

Menu untuk mengatur kinerja perangkat-perangkat sehingga memungkinkan untuk menghemat energi komputer.
      HDD Power Down
Berfungsi mengatur kinerja harddisk. Pilihlah “Enabled” agar harddisk akan dimatikan secara otomatis dalam selang waktu tertentu. Atau pilihlah “Disabled” agar harddisk terus aktif (tidak dimatikan) baik pada saat melakukan atau tidak melakukan suatu aktivitas pekerjaan.

      VGA Active Monitor
Berfungsi mengatur kinerja harddisk. Pilihlah “Enabled” agar monitor akan dimatikan secara otomatis jika dalam selang waktu tertentu. Atau pilihlah “Disabled” agar monitor terus aktif (tidak dimatikan) baik pada saat melakukan atau tidak melakukan suatu aktivitas pekerjaan.

5. PNP/PCI Configuration
Menu untuk konfigurasi perangkat-perangkat dan PCI, seperti alokasi IRQ.

6. Integrated Pheriperals

Menu untuk mengkonfigurasikan fasilitas-fasliitas yang berhubungan dengan perangkat terhubung dengan motherboard seperti harddisk controller, floppy disk controller, serial dan parallel port meliputi konfigurasi port dan IRQ. Non aktifkan yang tidak dibutuhkan untuk membebaskan IRQ.

7. Load Setup Defaults

Menu untuk meningkatkan kinerja komputer secara instant. Apabila komputer berjalan stabil dengan setting ini, Anda dapat melakukan konfigurasi setting tambahan.

8. Supervisor Password

Menu untuk membuat password supervisor, password ini berlaku untuk proses booting dan proses konfigurasi setup BIOS. Dengan kata lain, setiap orang tidak dapat mengaktifkan sistem operasi memasuki dan melakukan perubahan setup jika tidak dapat melewati password yang ini. melindunginya. Buatlah password supervisor atau abaikan jika dirasa tidak perlu.



9. User Password

Menu untuk membuat password user, password ini hanya berlaku untuk proses booting saja dan tidak bisa digunakan untuk mengubah konfigurasi setup BIOS. Dengan kata lain, sistem operasi tidak akan diaktifkan selama pengguna tidak melewati password akan tetapi dapat melakukan perubahan konfigurasi setup. Buatlah password user atau abaikan jika dirasa tidak perlu.

10. IDE HDD Auto Detiction

Menu untuk mendeteksi parameter-parameter harddisk yang dikenali komputer, seperti Type, Size, Cyls, Sector, Mode, dan sebagainya. Gunakanlah setting “Yes” untuk port yang aktif, dan settinglah “No” untuk port yang tidak digunakan.

11. HDD Low Level Format

Menu untuk melakukan proses format harddisk. Tidak semua komputer memiliki BIOS dengan fasilitas ini.

12. Save & Exit Setup

Menu untuk menyimpan berbagai kemungkinan perubahan konfigurasi setup dan keluar dari setup BIOS.

13. Exit Without Saving

Menu untuk mengabaikan berbagai kemungkinan perubahan konfigurasi setup dan keluar dari setup BIOS.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Multi Fungsi dalam 1 Kode Pemrograman C++

Program Untuk Menghitung Deret Bilangan Genap C++

Tentang Aplikasi Blender 3D