Makalah Strategi Dakwah Rasulullah di Kota Mekkah
MAKALAH
STRATEGI DAKWAH RASULULLAH
DI KOTA MEKKAH
DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 3
ASFIANI B
ARIANSYAH
SAPUTRA
M. RAFLI
AMIR
CHANDRA
KIRANA REINALDY
ARFAN
SURYADI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telahmemberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul " Dakwah Rasulullah
SAW Periode Mekah " dengan baik.Makalah ini berisikan tentang sejarah dan
strategi dakwahRasulullah SAW periode Mekah.
Kami menyadari bahwa makalah
inimasih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini.Semoga Allah SWT meridhai segala usaha kami. Amin .
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
B.
Penyebaran Islam Di Mekah
C. Strategi
Dakwah Rasulullah
D. Penyebaran
islam di mekah
E. Reaksi
kaum quraisy terhadap dakwah rasulullah di mekah substansi dan strategi dakwah
rasulullah saw. Periode mekah hikmah sejarah dakwah periode mekah
F.
Penerapan sikap dan perilaku
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam setelah beliau dimuliakan oleh Allah dengan nubuwwah dan
risalah terbagi menjadi dua periode yang masing-masing memiliki keistimewaan
tersendiri secara total, yaitu:
PERIODE MEKKAH : berlangsung selama lebih kurang 13
tahun
PERIODE MADINAH : berlangsung selama 10 tahun penuh
Dan masing-masing periode mengalami
beberapa tahapan sedangkan masing-masing tahapan memiliki karakteristik
tersendiri yang menonjolkannya dari yang lainnya. Hal itu akan tampak jelas
setelah kita melakukan penelitian secara seksama dan detail terhadap kondisi
yang dilalui oleh dakwah dalam kedua periode tersebut.
B. Tahapan Periode Mekah
Periode
Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan:
·
Tahapan dakwah sirriyyah (sembunyi-sembunyi); berlangsung
selama tiga tahun.
·
Tahapan dakwah secara terang-terangan kepada penduduk
Mekkah; dari permulaan tahun ke-empat kenabian hingga hijrah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah.
·
Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya di
kalangan penduduknya; dari penghujung tahun ke-sepuluh kenabian-dimana juga
mencakup Periode Madinah- dan berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Adapun mengenai tahapan-tahapan
Periode Madinah maka rincian pembahasannya akan diketengahkan pada tempatnya
nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebaran Islam Di Mekah
Muhammad SAW menjadi Nabi dan Rosul.
Ketika menginjak usia 40 tahun,
tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang
berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh
Muhammad saw. untuk membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5
Inilah wahyu pertama yang diturunkan
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang juga penobatan Beliau sebagai nabi dan
rosul bagi seluruh umat manuusia dan tugasnya untuk berdakkwah. Kejadian ini
diceritakan kepada isterinya, Khadijah dan saat itu juga Khadijah mengimaninya.
Dialah orang yang pertama beriman dan masuk Islam. Pengangkatan Muhammad SAW
menjadi Rosul dibenarkan oleh pendeta Nasrani yang bernama Waraqah bin Naufal.
Dua setengah tahun kemudian, Rosulullah SAW mwnerima wahyu yang kedua, yaitu
surat Al- Muddassir ayat 1-7.
Dengan turunnya wahyu tersebut, maka
jelaslah misi dakwah yang harus Rosulullah SAW lakukan dalam menyampaikan
risalahnya. Misi tersebut antara lain mengajak manusia menyembah Allah Yang
Maha Esa, yang tidak beranak dan tidak pula di peranakkan serta tidak ada
sekutu bagi-Nya. Hal inilah permulaan perintah menyiarkan agama Allah kepada
Seluruh Umat Manusia.
Dakwah Rosulullah
Dakwah Rosulullah memiliki dua
karakter yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terdapat di
lingkungan masyarakat Mekah. Syiar yang dilakukan beliau antara lain adalah
secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan.
a. Menyiarkan
Islam secara Sembunyi-Sembunyi
Sesudah
menerima wahyu kedua yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau
berdakwahsecara sembunyi-sembunyi dan menyeru keluarganya yang terdekat. Mereka
ada yang tinggal satu rumah dan sahabat-sahabat terdekat. Seorang demi seorang
di berikan pemahaman agar mereka meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah
Allah yang Maha Esa. Berikut nama-nama yang mula-mula beriman kepada Rosulullah
SAW:
1)
Siti Khadijah (Isteri Rosulullah SAW)
2)
Ali bin Abi Thalib (masih sangat muda) putra paman Rosulullah SAW, Abu Thalib
3)
Zaid bin Harisah, budak Rosulullah SAW yang kemudian menjadi anak angkat
4)
Abu Bakar Siddik (sahabat Rosulullah SAW)
Melalui Abu Bakar, banyak
orang-orang yang memeluk Islam, antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, dan lain-lain.
Mereka di beri gelar As Sabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang terdahulu
atau pertama-tama masuk islam. Mereka mendapatkan pelajaran tentang islam dari
Rosulullah SAW secara langsung ditempat yang tersembunyi dirumah Arqam bin Abil
Arqam di kota Mekah.
b. Menyiaarkan Islam
secara Terang-Terangan
Nabi
Muhammad SAW melakukan da’watul afrad , yaitu ajakan memeluk islam secara
diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah lain selama tiga
tahun. Kemudian turunlah surat Al Hijr ayat 94 yang memerintahkan Rosulullah
agar menyerukan atau menyiarkan agama Islam secara terang-terangan atau tidak
lagi dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Sejak saat itulah, Muhammad SAW
menyeru kaumnya secara umum ditempat-tempat terbuka agar manusia menyembah
hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya. Seruan
yang bersifat umum ini awalnya di tunjukan kepada:
1)
Kerabat-kerabatnya
2)
Penduduk Mekah diberbagai lapisan masyarakat, baik bangsawan, hartawan, maupun
hamba sahaya, tidak terkecuali dai kalangan bangsa quraisy
3)
Kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Mekah untuk
mengerjakan haji.
Pada mulanya
mereka menganggap dakwah nabi Muhammad SAW sebagai:
1)
Gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan
2)
Gerakan yang tidak akan bertahan lama
3)
Gerakan yang tidak perlu diacuhkan
4)
Gerakan yang di pimpin oleh Muhammad SAW dan Beliau di anggap sudah tidak waras
lagi (sakit jiwa).
Akan tetapi, dengan keyakinan dan
bimbingan serta petunjuk Allah SWT, gerakan dakwah Nabi Muhammad SAW semakin
tersebar luas dan pengikutnya semakin bertambah banyak. seruan Nabi Muhammad
SAW juga semakin tegas, lantang, ddan berani, bahkan memperjelas bahwa sesembahan
(berhala) mereka adalah suatu kekeliruan dan sangat menyesatkan.
B. Strategi Dakwah Rasulullah
Rasulullah Saw adalah contoh
terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam
mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak,
hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam
pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam
telah menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang
mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun
tersebut.
Bahasan di seputar keberhasilan
dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah
yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad Saw. Allah
berfirman :
“Serulah kepada Allah atas dasar basyiroh, aku dan orang-orang yang
mengikutiku. Maha suci Allah, aku tiada termasuk orang-orang musyrik “ ( Yusuf
;108 )”
Beberapa mufassir memberikan keterangan , yang dimaksud ‘ala basyiroh pada ayat diatas adalah ‘ala sunnah atau ala ilmin , maknanya ; dakawah kepada Allah hendaklah berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini sangatlah logis, sebab telah terbukti dalam lembar sejarah Muhammad Saw sebagai rasul terakhir benar-benar telah berhasil dengan gemilang menjadikn Islam sebagai rahmatan lil alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian seorang peneliti barat Michael Hurt, menempatkan Muhammad Saw pada urutan pertama dari 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh.
Pada tulisan ini, akan disajikan
secara garis besar bagaimana rasulullah Saw dalam meletakkan strategi dakwah,
hingga pengaruhnya semakin meluas sepanjang zaman. Fase Dakwah Rasulullah.
Dalam catatan para sejarawan, disepakati fase dakwah rasulullah secara global
ada dua tahapan, dakwah sirriyah dan dakwah jahriyyah. Dakwah sirriyah
dijalaninya selama kurang lebih 3 tahun di awal masa kenabian, sementara dakwah
jahriyyah diawali setelah Allah memerintahkan beliau dengan turunnya surat
Al-Hijr ayat ; 92.
Keberhasilan dakwah rasulullah yang
paling menonjol pada masa dakwah sirriyah, dapat diringkas ada 3 strategi
penting dan sangat mendasar , antara lain ;
a) Dakwah dengan cara rekruitment ( ad-da’wah
‘alal isthifa’ ).
Dari sekian banyak masyarakat quraisy, yang dibidik
pertama rasulullah pada masa ini meliputi ; dari kalangan wanita istrinya
sendiri Khadijah, dari kalangan remaja Ali bin Abi Thalib, dan dari kalangan
pemuka dan tokoh masyarakat adalah Abu Bakar As-shidiq. Ketiga tokoh ini ,
memang menjdi titik strategis dalam menentukan perjalanan dakwah rasulullah
berikutnya, terutama peran Khadijah yang mendukung total dakwah beliau dengan
pertaruhan total seluruh harta dan jiwanya, dan peran Abu Bakar yang mampu
melebarkan dakwah ke kalangan para elit quraisy. Menurut keterangan seorang
sejarawan yang bernama Ibnu Ishak, masuk Islamnya Abu Bakar ( Ibnu Qohafah )
tak lama kemudian berhasil digandeng pemuka-pemuka quraisy ke dalam barisan
dakwah rasulullah, antara lain ; Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair
bin Awwam , Saad bin Abi Waqas dan Thalhah bin Ubaidillah. Keenam sahabat
inilah yang memiliki peran penting dalam membentuk generasi assabiquunal
awwalun ( generasi pertama Islam ).
b) Dakwah dengan memberdayakan kaum wanita.
Peran wanita di masa awal dakwah terus
diberdayakan oleh rasulullah, karena kaum wanita sesungguhnya memiliki kekuatan
dahsyat, bila ini diperdayakan untuk gerakan dakawah akan menghasilkan hasil
yang sangat pesat. Pada konteks ini, yang menjadi titik sentral adalah peran
Khadijah yang berhasil mendidik putri-putri Rasulullah , mendukung dakwah
beliau. Peran kedua dijalankan oleh Asma binti Abu Bakar , yang menjadi
pahlawan pada perjalanan hijrah beliau ke Madinah. Dari kedua wanita iilah
secara bertahap wanita-wanita terkemuka quraisy , masuk Islam diantaranya bibi
Rasulullah dari jalur bapaknya.
c) Dakwah difokuskan pada pembinaan aqidah.
Pembinaan aqidah pada masa awal
risalah difokuskan di rumah salah seorang sahabat yang bernama Arqom bin Abil
Arqom, di pinggiran kota Makkah. Inilah tempat pendadaran dan penggemblengan
sejumlah sahabat utama rasulullah. Di rumah ini pulalah Umar bin Khattab
diislamkan Rasulullah. Di rumah ini pullalah sahabat Mus’ab bin Umair dididik
rasulullah, yang nantinya sahabat ini dipercaya rasullah membuka dakwah di kota
Yastrib. Kemudian pada fase dakwah jahriyyah, point-point penting yang
mendorong keberhasilan dakwah rasulullah,antara lain ;
·
Dakwah kepada kerabat ( da’watul
aqrobin ).
Media pertemuan-pertemuan keluarga
dijadikan sarana rasulullah untuk mengajak kaum kerabatnya yang tergolong kelas
pemimpin di mata masyarakat quraisy. Pada masa ini , berhasil direkrut dua
paman rasulullah yang menjadi pembela dakwah beliau , pertama Abu Thalib ,
meski belum mau menerima ajaran Islam , namun inilah palang pintu utama
rasulullah dalam menghadapi intimidasi kaum quraisy. Kedua , Hamzah bin Abdul
Mutholib, selain telah menerima ajaran Islam , beliau inilah yang menjadi
palang pintu kedua rasulullah dalam menghadapi intimidasi dari Abu Jahl dan Abu
Lahab. Ketokohan Hamzah bin Abdul Mutholib dari sisi keparajuritan di mata
masyarakat quraisy, jelas memperkuat posisi dakwah rasul di Makkah saat itu.
·
Dakwah dengan menggunakan media umum
( dakwah ‘ammah ).
Media –media umum yang bisa dipergunakan
untuk dakwah tak luput dari perhatian rasulullah dalam menegakkan dakwah
risalah. Pada masa ini yang perlu digaris bawahi adalah dipergunakannya
momentum haji oleh rasulullah untuk dakwah, hingga berhasil bergabung dalam
barisan dakwah beliau 12 orang dari suku Aus dan Khazroj dari Madinah pada
musim haji. Pada musim haji berikutnya , 12 orang ini membawa 70 orang dari
Madinah yang bersedia masuk Islam dan setia membela rasul dalam perjuangan
dakwahnya. Peristiwa inilah yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan Ba’aitul
aqobah pertama dan Ba’aitul aqobah kedua.
·
Dakwah dengan tulisan ( surat )
Rasulullah tidak meninggalkan peran
dunia tulis menulis dalam dakwahnya, meskipun beliau ditakdirkan sebagai
seorarng yang buta huruf, lewat parea sahabatnya beliau menggunakan tulisan
untuk menjangkau sasaran dakwah yang sangat jauh. Seperti beliau mengirim surat
kepada para raja, untuk diajak beriman kepada Allah. Diantaranya yang berhasil
masuk Islam adalah raja Najasi di Habasyah ( Ethiophia – Afrika ), yang dalam
perjalanan dakwah Islam raja Najasyi kontribusinya tidak kecil. Kegiatan tulis
menulis inilah yang dikemudian hari dikembangkan oleh para sahabat beliau dan
para tabi’in untuk menyebarkan dakwah Islam ke seluruh pelosok dunia. Bahkan di
kalangan sahabat dan tabi’in, hampir semua ulama meninggalkan karya yang bisa
dibaca dan diwriskan pada generasi berikutnya. Itulah beberapa point-point
penting yang bisa disajikan dalam tulisan singkat ini, tentunya tak mungkin
kita bahas semua strategi dakwah rasulullah pada kesempatan ini, karena
terbatasnya waktu dan kesempatan. Namun yang paling penting bagaimana kita bisa
meneladani strategi dakwah beliau , di era abad informasi ini, guna terus
menggelorakan dakwah Islam di muka bumi ini.
C. Reaksi Kaum Quraisy Terhadap Dakwah Rasulullah Di
Mekah
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan
Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut
sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa
kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi
tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada
Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau
kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi
kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.
1.
Kemarahan Kaum Quraisy
Kaum Quraisy marah karena menganggap bahwa ajaran yang
disampaikan Nabi Muhammad saw. Menghina tuhan-tuhan berhala mereka.
2.
Intimidasi terhadap Umat Islam
Kaum Quraisy memaksa budak-budak mereka yang telah
masuk Islam untuk kembali kepada agama berhala. Apabila menolak maka mereka
disiksa hingga mereka menyerah atau sekarat.
3.
Mempengaruhi Paman Rasulullah (abu Thalib)
Beberapa tokoh Quraisy menemui Abu Thalib dan meminta
agar Muhammad menghentikan kegiatannya dalam menyiarkan Islam. Akan
tetapiMuhammad saw. Menolak dan dengan tegas berkata kepada pamannya,” Demi
Allah, wahai paman sekiranya mereka letakkan matahari di tangan kananku dan
bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan pekerjaan ini (menyeru kepada
agama Allah) sehingga ia tersiar (di muka bumi ini) atau aku akan binasa
karenanya, tetapi aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini.
4.
Penganiayaan dan Hijrah ke Habsyah
Kaum Quraisy melancarkan gangguan dan penghinaan
kepada Rasulullah saw. Serta menyiksa hingga ke luar batas kemanusiaan terhadap
pengikut-pengikut Beliau. Akhirnya Muhammad saw. Menganjurkan agar mereka
hijrah ke Habsyah (Abesinia) yang masyarakatnya banyak menganut Kristen. Raja
Habsyah pada saat itu bernama Najasyi dan dikenal sangat adil.
D.
Substansi dan strategi dakwah rasulullah saw. Periode mekah
Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah
saw. Periode Mekah dapat dilihat antara lain sebagai berikut.
1.
Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral, seperti
tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2.
Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala menyembah
patung-patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk beralih pada Islam yang hanya
menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta menjauhi sikap musyrik.
3.
Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
4.
Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat-
istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
5.
Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya
dengan tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.
E.
Hikmah Sejarah Dakwah Periode Mekah
Hikmah
yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekah, antara
lain sebagai berikut.
a.
Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan
agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b.
Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah
dari Allah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah),
bahkan kepada keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c.
Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih
menjadi utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d.
Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai menggunakan
kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan
kebosanan (QS An Nahl: 125).
e.
Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah.
Artinya, Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah
teladan yang baik, terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.
f.
Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam
mendapatkan informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g.
Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak dan
persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h.
Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan pemberantas
perbudakan.
i.
Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di
mata Allah adalah sama.
F. Penerapan Sikap Dan Perilaku
Adapun sikap dan perilaku yang dapat diterapkan antara
lain adalah sebagai berikut :
1.
Membaca dan memahami perjuangan Nabi Saw, dan ikut serta menyiarkan Islam
sebagai tatanan kehidupan manusia agar tercapai tujuan hidupnya, selamat dan
sejahterah di dunia dan akhirat.
2.
Melaksanakan dan melestarikan sunnah Rasulullah yang tidak bertentangan dengan
Al-Quran sesuai dengan kemampuan masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ketika menginjak usia 40 tahun,
tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang
berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh
Muhammad saw. untuk membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Rasulullah Saw adalah contoh
terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam
mengajak manusia kepada agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak,
hanya dalam waktu 23 tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam
pelukan Islam, yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam
telah menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang
mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun
tersebut. Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling
pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia
paling agung, yakni Muhammad Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan
Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut
sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa
kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi
tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada
Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau
kekuasaan kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi
kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar